
Banyak taktik yang digunakan Mubarak, yang sebenarnya hanya membuang-buang waktu, dan ingin mengelebaui rakyat, saat menghadapi kemarahan yang meluas di seluruh Mesir, Jum'at lalu. Di jalan-jalan di seluruh Mesir, rakyat meneriakkan yel-yel, "Rakyat ingin rezim Mubarak jatuh", suara yel-yel mereka. Pada hari Sabtu, suara rakyat di jalanan sangat jelas bahwa mereka hanya meneriakan, "Kami hanya ingin Fir'aun itu segera pergi dari Mesir", di Tahrir Square. Mereka tidak membutuhkan reshufle (pergantian) kabinet.

"Rakyat hanya ingin dia pergi," kata Mahmoud, seorang pemuda mengambil gambar sebuah mal yang terbakar di tepi sungai Nil, menjarah pada hari Jumat malam. "Dan sepertinya kita hampir sampai.. Saya tidak tahu bagaimana, tetapi kita bisa merasakannya, kekuasaan Mubarak akan berakhir", ujarnya



Omar Sulaiman, yang menjadi Kepala Intelijen Mesir, sudah berkarya di bidangnya dalam kurun waktu yang panjang, hampir 20 tahun, yang sebelumnya seorang perwira kavaleri. Omar memiliki pengalaman diplomasi internasional, khususnya menjalankan misi khusus Israel dan AS, yang bertujuan untuk mencegah Hamas, agar tidak membahayakan keamanan Israel.
Omar terus menekan Hamas agar mau menerima Otoritas Palestina (PA) dan Mahmud Abbas, dalam sebuah pemerintahan koalisi. Israel dan AS tahu, misi yang harus dijalankan oleh Omar itu hanyalah untuk 'mengerdilkan' kekuatan Hamas. Omar juga menjalankan misi Israel, menekan Hamas untuk melepaskan Kopral Gilad Shalid, yang diculik, dan sampai sekarang belum dibebaskan.

Wikileaks yang membuka kabel diplomatik AS baru-baru ini yang menyebutkan Suleiman sebagai pengganti potensial untuk Mubarak. Informasi Wikileaks itu menggambarkan kepala intelijen Mesir, Omar Sulaiman sebagai "kepercayaan' Mubarak," mengutip kabel AS bahwa Sulaeman dengan "latar belakang militer", yang sudah berkuasa dalam beberapa dekade bersama Mubarak.

Tetapi, hari Minggu, aksi kembali pecah di seantero Mesir, yang pada pagi harinya tampak tenang, di mana sebelumnya telah terjadi konfrontasi habis-habisan antara rakyat Mesir melawan polisi anti huru-hara, dan aparat militer, pasa hari Jum'at. Rakyat kembali melakukan aksi, di tengah-tengah tindakan Mubarak, yang ingin mengacaukan akski para demonstrans dengan menggerakan para 'kriminal' melakukan penjarahan. Ini semuanya adalah taktitk busuk Mubarak.
Para demonstran menyatakan, "Saya rasa ini adalah akhir dari Mubarak," teriak mereka. Sekrang telah santer terdengar adanya desas-desus telah terjadi terjadi perpecahan antara Mubarak dan Angkatan Darat, dan memilih mendukung para pengunjuk rasa. "Saya pikir dia (Mubarak) akan hilang dalam beberapa jam," katanya, seorang bersorak di di Tahrir Square.

Saat di tanya oleh CNN tentang flash sticker di CNN, yang mengatakan bahwa Raja Arab Saudi, Abdullah telah menjanjikan dukungan untuk Mubarak?
Seorang demonstran tertawa: "Semua rezim-rezim Arab, mereka takut. Mereka tahu bahwa jika Mubarak jatuh, mereka akan mendapat giliran berikutnya, Tunis memberi inspirasi kami, tapi Mesir adalah awal dari akhir untuk rezim-rezim diktator di dunia Arab... Mereka semua takut sekarang. " mn/tm
Sumber : http://www.eramuslim.com/berita/dunia/jenderal-koneksi-israel-menggantikan-mubarak.htm