Pages

Rabu, 02 Februari 2011

Bagaimana Mubarak Akan Mundur?


Seharusnya, Hosni Mubarak hadir dalam Cairo Book Fair pekan ini. Presiden Mesir itu kemudian malah sibuk memilih kabinet. Pidatonya, kemarin waktu setempat, setelah 30 tahun berkuasa, sepertinya tidak akan menghasilkan apapun buat pengunjuk rasa di jalanan.

Mubarak tertawa bahwa aksi ini menjadi "bagian dari plot yang lebih besar untuk mengguncang stabilitas dan menghancurkan legitimasi "sistem politik Mesir. "Kami tidak akan mundur dalam reformasi," ujarnya. Rakyat ingin dia pergi, bukan hanya sekadar mundur, dan tidak akan pernah puas sampai dia benar-benar melakukannya, tapi Mubarak tidak pernah mendengarkan.

Sementara itu, apa yang dipersiapkan oleh Amerika Serikat ? Meskipun klaim Hillary Clinton tahun lalu; "saya benar-benar mempertimbangkan Presiden dan Ibu Mubarak menjadi teman keluarga saya," dan meskipun seruan kemarin kepada Mubarak untuk "terlibat langsung" dengan rakyat Mesir, ada tanda lagi bahwa Amerika Serikat sebenarnya mencoba untuk menjaga tiran berkuasa.

Juru bicara Gedung Putih mengatakan bahwa AS bisa saja memotong bantuannya terhadap Mesir bahkan mungkin dimaksudkan untuk membantu Mubarak dalam perjalanannya sekarag. Karena bantuan tersebut sebagian besar militer, yang pasti akan membuat tentara Mesir untuk mempertimbangkan posisi mereka.
Tampaknya, berdasarkan laporan sejauh ini, AS lebih berfokus pada situasi pasca-Mubarak daripada mencoba untuk menyelamatkannya.

Tidak seperti Tunisia, Mesir adalah kepentingan strategis untuk Amerika Serikat. Meskipun secara resmi mempromosikan kebebasan dan demokrasi, AS menginginkan pemerintah Mesir yang dapat diandalkan untuk mempertahankan perjanjian damai dengan Israel, untuk menjaga kanal Suez tetap terbuka dan menjalin kerja sama internasional melawan terorisme.

Pertanyaannya sekarang adalah bagaimana Mubarak, yang benar-benar keras kepala padahal usianya sudah 82 tahun, bisa dibujuk untuk meninggalkan kekuasaannya. Setelah masyarakat Mesir memberikan penolakan mereka terhadap pemerintahan baru, dalam hal ini yang paling strategis analisis yang muncul adalah militer.
Jika demikian, hal ini yang akan menuntun tentara demi "memulihkan ketertiban," jika tidak benar-benar menjalankan negara. Berbicara secara konstitusional, (Pasal 84), kekuasaan terakhir harus jatuh ke kursi Majelis Rakyat, dengan pemilihan presiden baru yang akan diadakan dalam waktu 60 hari. (sa/albab)

Sumber : http://www.eramuslim.com/berita/dunia/bagaimana-mubarak-akan-mundur.htm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Counter :

HTML hit counter - Quick-counter.net